Kami Softwarehouse di Kediri membuka kesempatan Lowongan menjadi Programmer (3 orang) :
Syarat :
1. Bisa Borland Delphi / Embarcadero (minim pernah mengerjakan project) ,
2. Bisa pemrograman Web based merupakan nilai tambah
3. Menguasai RDBMS
4. Semangat mau belajar
5. Bisa bekerja secara tim dan bisa kerja secara mandiri.
6. Siap demo program yang sudah dibuat ketika interview.
Lamaran & CV dalam bentuk softcopy Kirimkan ke Email : hendrik_chrisnaedy@yahoo.com paling lambat 15 januari 2015. Cantumkan gaji yang diinginkan.

Kilas Balik Perjalanan (1)

Sebuah catatan kisah-kisah yang masih “setia” menggunakan program yang saya bangun.
Seberapa kuat atau tangguh program / aplikasi / sistem yang kita buat ???!!  

Adalah Sistem Informasi Akademik atau disingkat SIAKAD.  Pertengahan 2008 yang lampau, saya mendapatkan satu proyek d
i satu kampus di kota X (maaf nama institusi dan kotanya saya tidak sebutkan utk menjaga etika-karena sampai skrg masih menjadi client saya).   Pada saat itu , sebelum saya develop, sudah ada program SIAKAD yg berjalan. Namun dari pihak pengelola Akademik merasa belum puas dengan siakad tersebut. Ada suatu bug sistem , tidak hanya bug program.  Disitulah pertama kali saya mendevelop sistem akademik. Soal nilai proyek? Hmmm, jangan disini deh, saat itu membuat lebih baik dari yg lama sudah puas. Singkat waktu, mulailah saya lakukan pekerjaan itu, yg nantinya dipakai di 3 jurusan , 14 prodi tentu skala yang lumayanmenengah dengan jumlah mahasiswa sekitar 3500an membuat otak sudah harus di upgrade ke level lebih tinggi lagi. Akhirnya kurang lebih selama 2-3 bulan selesai. Satu yg menjadi catatan, ternyata sampai detik ini, bulan Juni 2013 masih dipakai. Padahal isunya program SIAKAD buatan saya mau di replace dengan SIAKAD yg baru berbasis web.

Memang program saya sederhana saja,saya develop dari Delphi+Mysql. Tapi proyek penggantian siakad dengan berbasis WEB itupun sudah 1 tahun ini belum berjalan juga. Dengan budget yg sangat fantastis pula. Berpuluh puluh kali lipat dari nilai proyek saya dulu. Kawan,  adalah suatu yang kadang  memang terlupakan esensi kita membuat suatu sistem dari sisi user. User tidak akan melihat dengan apa kita membuatnya, seperti kita masuk restoran, begitu duduk pesan - nunggu dimasak – terhidang di meja – ya disantap – rasanya enak – puas – bayar – pulang dengan perasaan senang. Dan apabila puas kemungkinan pelanggan itu akan datang lagi ke restoran itu lagi. Simpel. Jarang sekali kita datang ke restoran tanya macam ke dapur , bisa-bisa di usir kita, coba aja iseng masuk ke dapur , berdiri nungguin koki masak. Kayaknya kok kurang kerjaan ya.

Nah begitu juga user, yang mereka inginkan adalah dipakai bisa menunjang pekerjaannya selama ini dan ada nilai lebih dari yang manual maupun jika sudah ada harus lebih baik dari yg sudah pernah ada kemaren. Yang juga menjadi catatan adalah keikutsertaan level kepala , paling tidak kepala sub bagian dan staff dari client yg mengerti tentang IT. Sehingga untuk diajak berdiskusi untuk menyelesaikan permasalahan saat itu juga bisa terpecahkan, tidak menunggu terlalu lama. Pertama yg saya lakukan dulu meminta standarisasi sistem dari semua prodi. Repot juga ketika kita membangun sistem tapi belum ada SOPnya.  Kerja keras dan cermat akhirnya membuahkan hasil. 

Walopun saya akui masih ada kekurangan, itulah karya manusia, tapi pointnya mengena, user sudah terpenuhi kebutuhannya, dan berjalan sampai sekarang. Padahal 1 tahun yang lalu saya sempat memiliki praduga bersalah, kalo SIAKAD saya itu akan di ganti dengan yang baru yang berbasis WEB. Ternyata….user belum bisa berpindah ke lain hati. Dan landasan visi pengelola akademik terdahulu adalah kebutuhan bukan karena persiapan akreditasi. Ini kebanyakan kampus yg hanya untuk memenuhi akreditasi tidak sedikit yang setelah akreditasi enggan untuk menjalankan program itu. Ya akhirnya seperti kalo kita sudah beli mobil tapi dimangkrakkan di garasi saja, tidak pernah kita jalankan, tapi esensinya hilang. Nah karena kebutuhan itulah user yg dahulunya manual dan tidak seragam sekarang menjadi terbantu sekali. Mengelola mahasiswa yang begitu banyak tentu mereka harus bekerja taktis.

Disini saya tidak berarti menyepelekan yang memiliki produk berbasis WEB. Tapi rata-rata ketika promosi produk selalu mendiskreditkan bahwa versi desktop itu kurang praktis , harus instal di client masing-masing. Saya memiliki 2 produk, berbasis web dan berbasis desktop. Ketika menawarkan saya akan melihat dan mengukur kemauan, keinginan, kebutuhan, kesiapan , ketersediaan semua komponen di institusi mereka. Tidak serta merta saya memaksakan client untuk memakai ini itu.  Hasil akhir adalah ukuran client. Hidup memang penuh persaingan, tapi dengan cara bijak dan santun akan kita pahami pemikiran dari para pembuat bahasa tersebut.
Kembali ke awal cerita, karena niat saya juga membuat aplikasi itu harus berjalan, tidak mudah juga sebenarnya, banyak juga hambatan disana sini. Nah berawal dari berhasil di SIAKAD, kemudian saya di percaya mengerjakan di bagian lainnya, Perpustakaan. Sesuatu yang juga baru, yakni interfacing dengan suatu alat, dan itu di tahun 2009. Berhasil saya selesaikan ,kemudian ditahun 2010 , 1 proyek lagi menggunakan sistem RFID. Berhasil lagi, kemudian merambah institusi diluar kota tersebut tapi masih dalam jajaran yang 1 institusi juga.
Dan ketika jalan masuk ke kampus tersebut baru-baru ini, saya melihat user yang dulu sempat akrab sedang asik didepan monitor, dan yang dioperasikan adalah SIAKAD yang saya bangun tersebut. Program bagaikan anak yang dalam kandungan, penuh pengorbanan ketika membuatnya(membuat program lho bukan membuat anak-kalo bikin anak sih enak..hehehe), ada suka dan dukanya.   

--Hendrik--
31 Juli 2013
Catatan selanjutnya adalah tentang Sistem Informasi Perijinan Angkutan Umum….



Sehat , itu penting buat programmer (juga)


Suatu ketika mendapat sms “Jaga kesehatan, jangan telat makan”. Mungkin sms itu terlalu umum dan sudah tak terhitung lagi dari banyak orang.  Tapi memang sesuatu yang belum terjadi seringkali terabaikan. Namun ketika kena sakit, langsung 180 derajat mangamini bahwa kesehatan itu penting, bahkan andai sehat itu suatu barang maka akan dibeli berapapun harganya.

Kesehatan sangat penting bagi semua makhluk, baik manusia,hewan,tumbuhan. Bayangkan , andai saja Tuhan menciptakan manusia tanpa rasa sakit. Tentu tak kan ada sebuah bangunan yg bernama rumah sakit, tak ada klinik tong fang , tak ada obat-obatan, tak ada dokter, tak ada slogan di truk-truk bertuliskan utamakan selamat tapi diganti utamakan sarapan. Hehehehe…..

Bahwa bekerja keras itu sah-sah saja, bahkan harus acung jempol. Begitu juga yg dialami sebagai programmer, baik freelance maupun di suatu softwarehouse ataupun programmer di suatu kantor, maupun yg lagi masa belajar ngoding , tentu pernah suatu saat pernah mengalami ngoding sampai subuh. Nah , dari suatu malam menjadi dua malam, menjadi tiga malam , akhirnya menjadi suatu kebiasaan begadang. Memang tidak dipungkiri biasanya mincul ide-ide menarik ketika ngoding di malam hari. Bukan suatu kewajiban sih untuk ngoding malam hari,  tapi itu suatu habit bagi programmer.

Nah dari kebiasaan begadang ini tentu lambat laun akan berpengaruh terhadap ketahanan fisik seseorang. Kalo begadang semalam suntuk trus balas dendam pagi sampai sore sih no problem. Berarti jam kerjanya saja yang digeser kayak pak satpam ntu. Tapi bagi yg malam ngoding, trus paginya masuk kantor lagi ato ke client, itu yg agak menguras fisik. Suatu saat fisik akan lelah (kalo tidak mau disebut sakit).  

Programmer perlu punya hobi olahraga, keluar keringat yang penting. Karena kerja programmer adalah duduk dg waktu yg cukup lama. Resiko bekerja duduk bisa do googling. Ternyata juga sama ngerinya dg pekerjaan lainnya yg juga memiliki resiko. Apalagi terkadang dari kita terbiasa saat begadang ditemani kopi plus rokok. Itu dia… kalo itu dah ndak usah dibahas. Jadi programer maupun duduk anteng jadi juragan kost-kostan sama2 ngrokok ya ada resikonya yg sama. Hehehee….

Paksakan olahraga dg teratur, sisakan waktu untuk istirahat , ketika mungkin 1 minggu full konsentrasi bahkan 1 bulan full konsentrasi, wuihh….ampun ampun. Paling tidak lepaskan 1-2 hari tanpa di depan monitor. Kebiasaanya sih, refreshingnya setelah proyek selesai, baru bisa lepas refreshing. Yang menjadi tidak teratur adalah ketika proyek berpindah-pindah, akhirnya olah raga kita tidak bisa teratur. Kalo ngodingnya di 1 kota tempat tinggal terus sih enak, bisa teratur, tapi kalo sebulan di kota A, sebulan di B, atau 1 minggi di kota C, itu yg agak sulit.  Bagi yg hobi renang belum tentu suatu kota ada kolamrenang yg memadai, kalo hobi bersepeda belum tentu bawa2 sepeda, pasti kerepotan, bagi yg hobi sepak bola / futsal jelas harus bawa timnya ke lokasi proyek, wah runyam deh. Satu hal yang mungkin standar adalah selalu bawa sepatu olah raga. Paling tidak bisa joging di pagi yg cerah dan segar. Memang agak membosankan ketika olahraga bukan permainan seperti futsal atau olahraga rekreasi seperti renang/sepeda. Tapi itulah , memang perlu dipaksakan.

Saya pribadi merasakan ketika dulu bisa teratur berolahraga , badan segar tidak mudah sakit-sakitan , freshhhh pokoknya, akhirnya ngoding juga enak, kerja juga lancar terus. Kalau sekarang sama sekali sudah jarang sekali olahraga. Raket badminton nganggur sampai putus sendiri senarnya , sepatu futsal sampai dikrikiri tikus, baju renang entah kemana, keanggotaan di fitness center juga sudah tidak berlaku lagi, duh…..
Buat begadang sih masih tahan sampai jelang subuh , tapi ketika “alarm” tubuh merasa ada yang kurang beres biasanya setelah proyek selesai langsung drop, sakit. Ternyata semua perlu mengatur jam kerja dan jam istirahat per hari.  Tapi dasar programmer ya, badan mungkin tidak di depan monitor, tapi pikiran masih saja di split utk “ngoding”. Entahlah….

Pernah juga aku ditanya “Apa kamu mau ngoding terus sampai tua ?”
Jawabku : saat ini aku menikmati apa yg aku lakukan, urusan tua apa yg aku lakukan itu urusan berikutnya.


@Bengkulu
18 Mei 2013

NGODING DI BUMI RAFLESIA



Klik play, MP3 mulai mengalun di telingaku yang aku tempeli headset yg sudah agak nggembret. Alunan musik-musik yang selalu menemaniku disaat ngoding , tentu harus selalu update. Ya, saat menulis ini aku sedang mengerjakan suatu proyek Sistem Informasi  Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) di BKD Ppropinsi Bengkulu. Sayang sekali banyak pengembaraanku selang waktu yg cukup agak lama tak tertuangkan dalam kanvas blog, 2 tahunan blog ini seakan mati suri. Terimakasih buat kawan baru….sudah sudi mengingatkan aku untuk menulis lagi.



Sudah sebulan lebih berada di Bengkulu, sayang sekali bila berlalu begitu saja. Torehan di blog ini semoga bisa menumbuhkan lagi citra rasa tulisan yang sudah lama redup. Tidak untuk pertama kali aku menapak di tanah Sumatera ini, yang pertama adalah Jambi,  dan dalam tempo sekitar 2 bulan ternyata tanah Sumatra ini “memanggilku” untuk kembali tepatnya di Bengkulu.  

Turun dari  pesawat , “Uluk salam dari batin” gak lupa aku ucapkan salam dan doa untuk tanah Bengkulu ini.  Kesan pertama adalah hmmm….lidah dan telingaku harus mulai membiasakan diri belajar bahasa di sini. Dimana jadi dimano, siapa jadi siapo, berapa jadi berapo, mau kemana jadi nak kemano..dll. Itulah asyiknya merantau di tempat yang nun jauh dari kampuang halaman di Kediri Jawa Timur. Tidaklah mudah aku berangkat kesini yang sebelumnya terkapar seminggu sakit tipes karena terlalu lelah siang malam ngoding. Obat2anpun masih aku bawa. Kondisi mungkin masih 95% , karena jadwal sudah diatur antar saya dan pihak client (BKD Propinsi Bengkulu) maka pantang surut. Saat itu ada pilihan untuk mengundurkan jadwal, tapi berhubung schedule sudah disusun jauh hari sebelum sakit itu tiba, aku mencoba bersikap amanah. Layaknya Pasukan Baret Merah pantang mundur dimedan laga siap diterjunkan dimanapun dan kapanpun. Bedanya kalo Kopasus dimedan perang memanggul senjata taruhannya nyawa, programmer terjun di medan “perang” memanggul laptop perang melawan koding-koding taruhannya nama baik. Serius, sebelum aku berangkat ke Bengkulu ini aku sempat dicurhati oleh seorang staff di suatu Kantor/Dinas dimana Sistem yang dipasang tidak jadi-jadi, padahal semestinya sudah harus selesai pada akhir 2012. Terlebih lagi kabarnya sudah diperiksa oleh BPK 2 kali. Oh no…! Usut punya usut, staff tersebut mengeluhkan kerja programmernya .  Jadilah tempat curhat dan akupun mendengarkannya dan kadang untuk menenangkannya karena diperiksa BPK itu aku bilang “saya akan siap mengcover untuk menutupi sistem/program yg tidak jalan tersebut kalau diminta”. Sebab ada pepatah sesama tukang becak dilarang mendahului.  Ada hal yang harus kita jadikan prinsip terutama dikalangan programmer bahwa etika bekerja harus dijaga, tidak saling menjatuhkan, tapi sebisa mungkin memberikan saran-saran yg baik dan solusi idealnya. Itulah fungsi konsultan.  Sebab aku juga sempat suatu hari disuruh membantu mengecek program tersebut yg telah diinstal itu, ya ampunnn… master form saja masih error. Itu cek dg kondisi sembarangan, belum alur proses dan implikasi-implikasinya.  Tapi kita doakan saja kalo yang sedang taraf belajar jangan sungkan-sungkan untuk bertanya atau paling tidak jangan asal copy paste, kuasai betul2 logika dan sistemnya dulu. Sering kita mendapatkan proyek dari seorang kontraktor yg bukan dari orang IT, hanya syukur dapat proyek, dan kontraktor itu asal comot programmer, pola pikirnya hanya bayar programmer semurah-murahnya sehingga dapat untung sebanyak-banyaknya. Tidak disadari akan resiko yg mungkin terjadi. Seperti halnya peristiwa gedung ambruk di Bangladesh kapan itu, karena konstruksinya lemah,ratusan nyawa melayang. Pun seperti halnya di IT, programmer bagaikan seorang ahli konstruksi bangunan/arsitekturnya,  jika kurang tepat membangun konstruksi sistem, ya paling tidak “ambruk” dalam tempo sesingkat-singkatnya. Bukan berarti memperkecil arti “learning by doing”, hal itu baik-baik saja.  Justru kalo kita takut malah gak akan bisa-bisa. Kadang ada hal diluar teknis yg harus kita latih. Banyak solsui kok. Sebisa menempuh jalan yg memberi solusi daripada nekat karena minimnya pengalaman tanpa didampingi yang lebih berpengalaman, terjadilah titik simpul-titik simpul keruwetan sistem karena kurangnya kedalaman analisa data, kedalaman sistem , kedalaman mengorganisasi personil client, penguasaaan materi sistem/dukungan sistem, ketidak fahaman konsep testing akan mengalami banyak hambatan. Paling tidak mematangkan dari sisi developer dulu jangan mengkambinghitamkan client yg cerewet. Tidak elok kalau kita mengkambinghitamkan client . Justru kita harus bersyukur kalau client cerewet dari segi positif, kita bisa mengelola dalam berkomunikasi. Hal yg kurang dipelajari dari kampus berbasis IT adalah komunikasi.
Kembali lagi ke Bengkulu, 1 minggu berlalu,mulai paham warung/depot makan , mulai paham cita rasa makanannya. Minggu 2, sudah agak berani menjelajah obyek2 wisata yg tentunya searching dulu di map.google, Minggu 3, sudah hafal jalan dan sudah terbiasa dengan lingkungan Bengkulu, minggu ke empat mulai KO. Sebab selama satu bulan terkadang lembur sampai pagi. Udah gak terhitung berapa lama duduk depan laptop. Terakhir, kena Malaria. Ya, disini memang daerah endemik Malaria. Anda ke Bengkulu belum kena malaria ? artinya itu belum sah Anda diterima jadi warga Bengkulu..hahahahaa….

Kalo boleh saya terawang menggunakan teropong  , Bengkulu ini seperti gadis seksi di bidang IT. Belum ada investor/ITPreneur yang merambah Bengkulu dan kabupaten-kabupaten di dalamnya. Informasi sementara hanya sebatas pendatang. Padahal disini juga terdapat perguruan tinggi yang juga membuka jurusan dibidang IT. Entah saya yg kurang tahu atau memang kenyataannya belum ada. Namun setiap kali saya berdialog dgn rekan-rekan baru disini , saya tidak mendapatkan jawaban kalo bertanya soal itu. Mbabat alas disini tidak terlalu harus ngoyo menjelaskan teori2 per-IT-an.  Inilah yg menjadikan Bengkulu terlihat  seperti Gadis Seksi. Sesekali bolehlah dicoba seorang programmer “terjun payung” di daerah, kalo semua pada mengadu nasib ke kota-kota besar, daerah akan kekurangan SDM.  Daerah harus di-invitasi pasukan2 programmer yang siap mbabat alas. Ketahuilah, Indonesia ini begitu luaaaasssss sekali. Jangan hiraukan kegaduhan politik tahun 2013-2014. Tetaplah cool, tenang, asik dg koding….  

Salam,
16 Mei 2013
Pukul 23:00WIB
                      

Catatan Perjalanan : Bumi Sulawesi , Bumi yang perlu orang-orang IT Bertangan Besi

<!--[if gte mso 9]> Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE

Catatan Perjalanan : Bumi Sulawesi , Bumi yang perlu orang-orang IT Bertangan Besi

Minggu Tanggal 4 Desember 2011 , siang hari sekitar pukul 13.00 wita kakiku menginjak tanah Sulawesi untuk pertama kalinya. Siang itu perjalanan dari Ujung Pandang(Makassar) dilanjutkan ke Kota Palu Sulawesi Tengah. Ya, tujuan perjalanan kali ini ke Kota Palu Sulteng. Seperti perjalanan-perjalananku yang lalu baik ke Nunukan-Kaltim, Sambas-Kalbra,Banjarmasin-Kalsel, dll , keberangkatanku kini juga dalam rangka proyek IT. Sistem Informasi Manajemen Distribusi. Kali ini tidak sendirian, melainkan bersama TIM, juga sama-sama berasal dari Kediri.

Mengartikan Kata Sulawesi sendiri , ambil dari browsing di internet adalah SULA artinya : 1. tongkat besi dsb yg runcing atau tajam ujungnya (untuk mengupas kelapa dsb); linggis; 2. tongkat kayu atau bambu yg runcing atau tajam ujungnya untuk menghukum orang; Sedangkan arti kata WESI : samadengan BESI. Jadi tongkat yang ujunganya runcing terbuat dari besi. Jika arti itu di gabung dari 2 kosa kata SULA dan WESI. Untuk terjemahan bebasnya saya kurang mengerti. Sampai di Palu sektiar pukul 14.15 wita. Bandara Mutiara , bandara yang bisa dibilang biasa saja. Masih level berkembang, dan saat ini sedang dibangun gedung baru yang lebih representativ untuk pelayanan penumpang pesawat. Untuk setingkat ibu kota propinsi , Palu masih kota yang sedang menggeliat alias berkembang jika dibandingkan dengan ibu kota Sulawesi Selatan, Makassar. Palu merupakan kota teluk dengan luas yang bisa dikatakan cukup layak sebagai ibu kota propinsi. Semua sektor sedang berkembang. Namun begitu, pemda setempat harus dipacu secepatnya untuk mengembangkan Kota Palu untuk mengejar ketertinggalannya dari ibu kota – ibu kota propinsi di Indonesia lainnya. Sektor hotel , Mall , Instansi Pemerintahan, Kampus , obyek wisata , SDM , investor , dunia bisnis dan lain-lain, smuanya perlu disinergikan.

Sebagai test case awal, sebelum pulang dari Palu , kami mencoba memasang iklan di Koran Radar Sulteng . “Menerima pembuatan software / sistem informasi : Aplikasi Retail/Distributor/Pabrik, Sistem Akademik, Sistem Kepegawaian, Rumah Sakit, dll bla bla bla…”. Dengan harapan sejauh mana respon dari masyarakat Palu terhadap IT. Karena saya fokus ke IT terutama pemrograman , baik program database maupun interfacing , tentu harapan saya pada Kota Palu ini bisa membukakan “aura IT” di Palu. Setelah beberapa kali keliling dan bertanya-tanya ternyata di Kota Palu ini masih minim usaha di bidang Software. Paling banter penjualan hardware,laptop,service dan aksesoris komputer. Browsing google juga minim informasi dari kegiatan IT , dilihat dari website Pemda setempat juga masih perlu dibenahi sana-sini. Hal ini bisa mengindikasikan 2 kemungkinan, yg pertama mungkin memang belum melek IT , yang kedua , masyarakat Palu sudah memiliki gairah ingin mencicipi IT tapi belum ada investor IT di sini. Keduanya memiliki potensi untuk mbabat alas IT di kota ini. Untuk itu memang diperlukan orang-orang IT “bertangan besi”….

Selama mengerjakan SIM Distributor ini : client sangat welcome sekali, pembayaran sangat mudah, memberikan kenyamanan saat disini, semua berjalan dengan lancar.

(bersambung….)

@Bandara Mutiara Palu

Hendrik

SIMPEG menjadi Best Practices , Kepuasan Programmer


Alhamdulillah...kata itu tak terbendung , merespon kabar ketika mendengar langsung dari staff BKD Kab. Gresik bahwa SIMPEG (Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian) Badan Kepegawaian Gresik telah mendapatkan salah satu yang menjadi mendapat kategori Best Practices dalam Pembangunan SIM di beberapa Pemda yang melaksanakan proyek ADB.
SIM KEPEGAWAIAN merupakan SIM yang diikuti oleh 34 Pemda. Menjadi yang terbaik diantara SIMPEG-SIMPEG yang dibangun itu melalui suatu proses penilaian TIM dari Jakarta yang diantaranya berasal dari KEMENDAGRI. Tim Penilai melakukan penilaian pekerjaan dari satu Pemda ke Pemda lainnya yang juga mendapatkan dana pembanungan SIMPEG tersebut.

Hanya satu kata yang terucap ketika mendengar itu : "ALHAMDULILLAH..." (tanpa ada tambahan kata ya dibelakang alhamdulillah seperti jargonya Syahrini). Terbayang dalam pikiran saya ketika berjibaku membangun SIMPEG. Tak terperikan "perjuangan dan pengorbanan" mendevelop SIMPEG tersebut. Walaupun tidak mendapatkan semacam Piagam Penghargaan dari panitia ADB, hanya ditampilkan di slide dalam lokakarya, itu sudah menjadi "apresiasi" tersendiri. Inilah kebanggaan seorang programmer,takkan ternilai dengan apapun. Semakin terlecut untuk memperbaiki terus dan terus.

Behind the storynya cukup panjang apabila saya tuliskan di blog ini sekarang, sepanjang source code SIMPEGnya , insyaalloh dilain waktu saya sambung. Semoga .....

SOLUSI DAHULU ATAU INSPIRASI DAHULU ???



Entah apa namanya tiba-tiba dalam semalam pekerjaan ngoding yang “tak bisa kulakukan” bisa selesai saat itu juga. Yakni membuat program mencetak dari Printer Barcode Merk SATO Serie CX400. Bagi saya ini hal baru. Sebab tidak semua client mau membeli printer itu kalau tidak benar-benar perlu. Selain harganya kisaran 5 juta-an, tingkat kebutuhan user juga jarang sekali menggunakan cetak barcode di printer khusus barcode. Printer ini memang khusus untuk mencetak kode barcode.

Program ditujukan untuk mencetak dan menscan barscode yang digabung ke suatu sistem yang memudahkan untuk pemrosesan. Kalo sekarang lebih dipermudah lagi dengan pem-barcodean surat –surat keputusan perijinan.

Kendala pertama adalah jarang sekali buku referensi yg berisi petunjuk pemakaian, kebanyakan buku2 pemrograma hanya berkisar cetak ke printer biasa.

Kendala kedua, di milis delphindo juga belum ada treat yg membahas printer SATO ini. Biasanya begitu ada tips dari rekan2 delphindo saya langsung mencoba dan utak atik.

Selama 6 bulan saya mencoba mencari cari pemecahannya (solusinya), tapi tak pernah bisa. Mungkin memang karena keterbatasan ilmu pengetahuan saya kali, jadi mengandalkan referensi2.

Entah kenapa tadi malam di detik-detik terakhir, injury time, tangan ini bekerja dengan sendirinya. Artinya bukan karena hal ghoib,tapi sedang klik saat itu. Begitu jam 21 malam duduk didepan laptop, tangan ini seolah ada yg menginspirasi. Sedikit demi sedikit trial and error ketemu solusinya. Padahal banyak referensi dari internet sudah saya terapkan, tapi belum juga bisa sukses programnya. Begitu mudahnya ketika dibukakan pikiran ini oleh YANG MAHA MENGUASAI ILMU PENGETAHUAN. Subhanalloh…ternyata tidak bisa kita selalu mengandalkan solusi dahulu, terkadang inspirasi secara abstrak juga perlu didahulukan. Hal itu dalam dunia pemrograman mungkin bisa dikatakan jurus mabuk….seperti layaknya film drunken master. Cukup 3 jam selesai untuk mengerjakan pekerjaan yg tertunda 6 bulan. Lega dan puas rasanya tak terperi.

Bagi yang menggeluti dunia pemrograman, sekali lagi, maju terus, tak ada yg tak bisa, tinggal hanya menunggu time yg tepat…..

SIAKAD

SIAKAD
Sistem Informasi Akademik

Hit Counter


View My Stats

Simpeg

Simpeg
Sistem Informasi Kepegawaian

SIMPAU

SIMPAU
Sistem Informasi Perijinan Angkutan Umum