Kilas Balik Perjalanan (1)

Sebuah catatan kisah-kisah yang masih “setia” menggunakan program yang saya bangun.
Seberapa kuat atau tangguh program / aplikasi / sistem yang kita buat ???!!  

Adalah Sistem Informasi Akademik atau disingkat SIAKAD.  Pertengahan 2008 yang lampau, saya mendapatkan satu proyek d
i satu kampus di kota X (maaf nama institusi dan kotanya saya tidak sebutkan utk menjaga etika-karena sampai skrg masih menjadi client saya).   Pada saat itu , sebelum saya develop, sudah ada program SIAKAD yg berjalan. Namun dari pihak pengelola Akademik merasa belum puas dengan siakad tersebut. Ada suatu bug sistem , tidak hanya bug program.  Disitulah pertama kali saya mendevelop sistem akademik. Soal nilai proyek? Hmmm, jangan disini deh, saat itu membuat lebih baik dari yg lama sudah puas. Singkat waktu, mulailah saya lakukan pekerjaan itu, yg nantinya dipakai di 3 jurusan , 14 prodi tentu skala yang lumayanmenengah dengan jumlah mahasiswa sekitar 3500an membuat otak sudah harus di upgrade ke level lebih tinggi lagi. Akhirnya kurang lebih selama 2-3 bulan selesai. Satu yg menjadi catatan, ternyata sampai detik ini, bulan Juni 2013 masih dipakai. Padahal isunya program SIAKAD buatan saya mau di replace dengan SIAKAD yg baru berbasis web.

Memang program saya sederhana saja,saya develop dari Delphi+Mysql. Tapi proyek penggantian siakad dengan berbasis WEB itupun sudah 1 tahun ini belum berjalan juga. Dengan budget yg sangat fantastis pula. Berpuluh puluh kali lipat dari nilai proyek saya dulu. Kawan,  adalah suatu yang kadang  memang terlupakan esensi kita membuat suatu sistem dari sisi user. User tidak akan melihat dengan apa kita membuatnya, seperti kita masuk restoran, begitu duduk pesan - nunggu dimasak – terhidang di meja – ya disantap – rasanya enak – puas – bayar – pulang dengan perasaan senang. Dan apabila puas kemungkinan pelanggan itu akan datang lagi ke restoran itu lagi. Simpel. Jarang sekali kita datang ke restoran tanya macam ke dapur , bisa-bisa di usir kita, coba aja iseng masuk ke dapur , berdiri nungguin koki masak. Kayaknya kok kurang kerjaan ya.

Nah begitu juga user, yang mereka inginkan adalah dipakai bisa menunjang pekerjaannya selama ini dan ada nilai lebih dari yang manual maupun jika sudah ada harus lebih baik dari yg sudah pernah ada kemaren. Yang juga menjadi catatan adalah keikutsertaan level kepala , paling tidak kepala sub bagian dan staff dari client yg mengerti tentang IT. Sehingga untuk diajak berdiskusi untuk menyelesaikan permasalahan saat itu juga bisa terpecahkan, tidak menunggu terlalu lama. Pertama yg saya lakukan dulu meminta standarisasi sistem dari semua prodi. Repot juga ketika kita membangun sistem tapi belum ada SOPnya.  Kerja keras dan cermat akhirnya membuahkan hasil. 

Walopun saya akui masih ada kekurangan, itulah karya manusia, tapi pointnya mengena, user sudah terpenuhi kebutuhannya, dan berjalan sampai sekarang. Padahal 1 tahun yang lalu saya sempat memiliki praduga bersalah, kalo SIAKAD saya itu akan di ganti dengan yang baru yang berbasis WEB. Ternyata….user belum bisa berpindah ke lain hati. Dan landasan visi pengelola akademik terdahulu adalah kebutuhan bukan karena persiapan akreditasi. Ini kebanyakan kampus yg hanya untuk memenuhi akreditasi tidak sedikit yang setelah akreditasi enggan untuk menjalankan program itu. Ya akhirnya seperti kalo kita sudah beli mobil tapi dimangkrakkan di garasi saja, tidak pernah kita jalankan, tapi esensinya hilang. Nah karena kebutuhan itulah user yg dahulunya manual dan tidak seragam sekarang menjadi terbantu sekali. Mengelola mahasiswa yang begitu banyak tentu mereka harus bekerja taktis.

Disini saya tidak berarti menyepelekan yang memiliki produk berbasis WEB. Tapi rata-rata ketika promosi produk selalu mendiskreditkan bahwa versi desktop itu kurang praktis , harus instal di client masing-masing. Saya memiliki 2 produk, berbasis web dan berbasis desktop. Ketika menawarkan saya akan melihat dan mengukur kemauan, keinginan, kebutuhan, kesiapan , ketersediaan semua komponen di institusi mereka. Tidak serta merta saya memaksakan client untuk memakai ini itu.  Hasil akhir adalah ukuran client. Hidup memang penuh persaingan, tapi dengan cara bijak dan santun akan kita pahami pemikiran dari para pembuat bahasa tersebut.
Kembali ke awal cerita, karena niat saya juga membuat aplikasi itu harus berjalan, tidak mudah juga sebenarnya, banyak juga hambatan disana sini. Nah berawal dari berhasil di SIAKAD, kemudian saya di percaya mengerjakan di bagian lainnya, Perpustakaan. Sesuatu yang juga baru, yakni interfacing dengan suatu alat, dan itu di tahun 2009. Berhasil saya selesaikan ,kemudian ditahun 2010 , 1 proyek lagi menggunakan sistem RFID. Berhasil lagi, kemudian merambah institusi diluar kota tersebut tapi masih dalam jajaran yang 1 institusi juga.
Dan ketika jalan masuk ke kampus tersebut baru-baru ini, saya melihat user yang dulu sempat akrab sedang asik didepan monitor, dan yang dioperasikan adalah SIAKAD yang saya bangun tersebut. Program bagaikan anak yang dalam kandungan, penuh pengorbanan ketika membuatnya(membuat program lho bukan membuat anak-kalo bikin anak sih enak..hehehe), ada suka dan dukanya.   

--Hendrik--
31 Juli 2013
Catatan selanjutnya adalah tentang Sistem Informasi Perijinan Angkutan Umum….


2 komentar:

Barcode Indo mengatakan...

panjang banget catatannya mas Hendrik.. he..he... sukses ya jadi programmernya..
oia jika ada kebutuhan perlengkapan barcode, seperti scanner barcode, printer barcode, printer id card, bisa mampir ke tempat kami, Terima Kasih

hendrik mengatakan...

Siap Pak

SIAKAD

SIAKAD
Sistem Informasi Akademik

Hit Counter


View My Stats

Simpeg

Simpeg
Sistem Informasi Kepegawaian

SIMPAU

SIMPAU
Sistem Informasi Perijinan Angkutan Umum