Keresahan Malam Pertama Menjadi Wirausahawan Pemula (beginner enterpreneur)

Ada rasa kekawatiran yang membuatku tidak bisa tidur nyenyak semalaman ketika diriku memilih untuk menjadi Programmer Freelance. Ada banyak pertanyaan yang muncul dalam pikiranku. Besok pagi apa yang harus aku kerjakan ? Bulan ini aku yang dapat penghasilan apa tidak ? Bisakah aku makan esok hari ? Gimana kalau tabunganku terkuras terus untuk sekedar makan dan bensin ? Bagaimana aku harus memulai profesi sebagai pemula wirausaha ini ? Apa kata tetangga / orang lain melihatku sbg pengangguran sementara karena keluar dari kerjaanku yang lama ? aku harus menjawab apa ketika ada orang bertanya : Kerja dimana Mas ? Dan banyak pertanyaan-pertanyaan yang terngiang di atas kepalaku ketika aku baringkan ke tempat tidurku malam itu setelah sore harinya aku berpamitan kepada rekan-rekan kantor untuk resign.


Dulu , dengan gaji bulanan sebagai Senior Programmer dan pernah juga sebagai MIS Supervisor, bagiku patut disyukuri rezeki itu untuk bisa hidup bujangan di Kota Surabaya/Gresik. Sangat aman sekali ketika bekerja di kantor, aku tidak pernah kawatir untuk tidak mendapat penghasilan tiap akhir bulan, begitu menyenangkan ketika itu. Begitu lulus dari kuliah , selama 2 bulan kirim lamaran sana sini, akhirnya diterimalah aku di suatu perusahaan distributor di Surabaya , material building skala nasional dengan posisi junior programmer. Tak terasa sudah 3 tahun, kemuian berpindah ke pabrik pengalengan udang di Gresik. 8 bulan kemudian memutuskan untuk keluar lagi, kemudian sempat mencoba merantau ke Samarinda di Pabrik Pengolahan Kayu sekala nasioanl (Tbk.) , namun hanya sempat mencoba pada testing saja. Sudah melalui 4 tahap, tinggal tahap akhir yang hanya sifatnya formalitas.Dan sebenarnya diterima sebagai kandidat untuk diterima. Tiba-tiba aku memutuskan untuk balik urungkan niatku menjadi pekerja kantoran. Kubatalkan untuk melanjutkan tes akhirnya dan kembali pulang ke Jawa untuk mengerjakan proyek di suatu instansi di Pemkab Jember kala itu.

Entah kenapa aku memutuskan untuk terjun ke wirausaha menjadi programmer freelance. Yang aku sering dengar ketika mau pergi ke kantor waktu dulu masih ngantor , di radio ada Pak Mario Teguh dengan motivasi-motivasinya yang renyah untuk direnungkan. Karena kala itu aku sbg orang kantoran , ya motivasi-motivasi yang sifatnya sbg pekerja kantoran yang aku serap. Bagaimana menjadi pekerja yang penuh semangat, loyal, rajin, supel dsbnya yg bisa membawa diri bagaimana baiknya di kantor itu. Dan juga ketika beberapa kali membaca motivasi-motivasi dari internet dan buku-buku, ada satu hal yang aku petik dan aku ingat betul. Apa itu ? Pekerjaan yang berarti bagi diri anda adalah ketika anda bangun pagi, anda akan senang untuk mengerjakan pekerjaan itu. Tidak ada beban berat ketika anda mengerjakannya. Dan saking senengnya, anda akan tidak akan jam tangan anda menunjukkan pukul 5 sore. Dan tidak terbebani pertanyaan dalam pikiran anda : uuuhhh...kok masih jam 3 sore sihh...kok lambat sekali sih jamnya.

Saat aku bekerja kantoran memang sering sekali aku melirik jam di tangan , jam di dinding, jam di kantin, jam di ruang lobi, jam di musholla, jam tangan teman sekedar mencocokkan untuk meyakinkan kok seolah olah jam tanganku lambat sekali. Dan ketika jam/bel/alarm pulang berbunyi, seperti anak sekolah dasar langsung bersorak dalam hati. Eit...jangan terlalu gembira dulu, sebab si Bos/Manajer belum juga beranjak dari kursinya. Ada rasa sungkan kalo tepat waktu untuk pulang (ada anggapan tidak loyal atau sering juga kalau tepat waktu pulang dinilai negatif). Dan akhirnya seringkali nunggu atasan untuk pulang dahulu, atau nunggu 30 menit lagi dari jam pulang bahkan mungkin nunggu habis magrib . Pokoknya serba salah deh.... Namun janganlah hal itu dijadikan beban bagi Anda yang sekarang sebagai pekerja kantoran. Ini hanya sebagian kecil memori/kenanganku yang aku alami dulu ketika jadi pekerja kantoran. He...he.he....

Pada hari pertama ketika aku tidak terikat pada kantor alias benar-benar menjadi wirausaha beginner...ya BINGUNG. Gak tahu mau melakukan apa saat itu. Ketika itu tidak disangka ada proyek yang dilimpahkan oleh suatu instansi pemerintahan walopun saat itu sangat minim sekali nilai kontraknya. Namun apalah daya, sejauh itu belum ada proyek yang aku kerjakan. Belum punya relasi, belum punya modal untuk membuat publikasi, belum punya produk yang bisa dijual juga.

Dan jangan salah,untuk memutuskan keluar dari kerja aku juga berkonsultasi dengan keluarga terutama orangtua. Jangan berharap mendapat pujian, jangan berharap mendapat dukungan, apalagi berharap mendapat kucuran modal, mimpi kali. Dan apalagi kalau riwayat keluarga adalah PNS, yang masih berpedoman bahwa menjadi PNS adalah masih lebih bermartabat diatas pekerjaan lainnya apalagi dibandingkan wirausaha.

Namun hal itu sudah aku persiapkan , dengan tidak berdebat lebih jauh dengan orangtua. Sebab ada suatu motivasi yang aku ingat betul, menjadi wirausaha mulai dari 0, dan tidak memiliki keturunan pengusaha alias modal dengkul, hmm...jangan berharap pujian dari siapapun, jangan berharap didekati orang, jangan berharap sanjungan, jangan berharap didengar suara anda, jangan berharap yang wah wah...jangan berharap makan yang enak.

Malam demi malam terus kulalui...masih juga antara percaya dan tidak, antara yakin dan ragu, antara hitam dan putih. Semua itu berkecamuk di pikiranku. Pada suatu titik pertanyaan yang sempat mebuatku benar-benar ingin balik kanan lagi...Apa bisa nanti aku menghidupi kalau sudah berkeluarga dari pekerjaanku ini ? Anak istriku nanti apa bisa makan tiap hari ? Masa tuaku bagaimana ?

Maka, siapkan mental sebelum memutuskan menjadi wirausahawan. Saya memang belum sesukses seperti pengusaha yang berstatus jutawan atau miliarder. Namun apapun yang menjadi fokus pekerjaan kita nanti, diri kita haruslah senang mengerjakannya. Bukan menjadi beban. Saya juga masih perlu sekali banyak belajar dan mencontoh orang-orang sukses. Dan terlebih juga dalam Islam telah dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW, Beliau semenjak muda adalah berdagang. Tapi jangan disalah tafsirkan lho..bahwa pekerjaan selain berdagang tidak baik atau tidak dianjurkan. Semua mengisi bidang kerjaannya masing-masing asalkan halal.

(--bersambung...mau ngoding dulu ya...--)

1 komentar:

Setiaji mengatakan...

Alhamdulillah mas Hendrik sudah bisa melampaui titik keresahan itu ya. Saya bersyukur banyak teman-teman saya yang mau sharing tentang keresahan hatinya dalam memilih jalur wirausaha di bidang IT. Terus terang ini membuat saya lebih optimis menjalani hidup...

SIAKAD

SIAKAD
Sistem Informasi Akademik

Hit Counter


View My Stats

Simpeg

Simpeg
Sistem Informasi Kepegawaian

SIMPAU

SIMPAU
Sistem Informasi Perijinan Angkutan Umum