Sudah hampir efektif 2 bulan ini saya mengerjakan proyek Sistem Informasi Akademik di STAIN Kediri. Dari sekian waktu itu yang paling lama adalah memperbaiki sistem yang telah ada. Setelah melihat alur sistem dan struktur database yang lama yg saat itu sudah diterapkan semenjak mulai 2003 - 2004-an rasanya kepala ini seolah olah mau pecah saja. Kenapa ? Pertama kali saya saat itu menebak bahwa belum diterapkannya NORMALISASI, seperti kaidah di mata kuliah SIM, ANSI, dsb. Hmmm, ku cermati dengan seksama supaya “bangunan” barunya nanti bisa menampung data lama sekaligus memperbaiki sistem yang ada menjadi lebih baik.

Memang STAIN tidak sekompleks Unibraw alamamater saya, saya bisa membayangkan betapa rumitnya men-standarkan sekian puluh Jurusan yg terdiri dari banyak Program Studi (Prodi). Kalau di STAIN Kediri masih terdiri dari 3 jurusan , yaitu Syari’ah , Tarbiyah , dan Ushuluddin. Masing-masing jurusan memiliki Prodi .

Untuk Syariah memiliki Prodi :

- AHWAL AL-SYAKHSIYAH dan

- Ekonomi Islam

Untuk Tarbiyah memiliki Prodi :

- Pendidikan Bahasa Arab,

- Tadris Bahasa Inggris dan

- Pendidikan Agama Islam

Untuk Ushuluddin memiliki Prodi :

- Komunikasi Islam,

- Psikologi Islam,

- Tafsir Hadits dan

- Perbandingan Agama.

Untuk alur / mekanisme mulai dari PMB, pembayaran SPP, KHS,KRS,Transkrip,Ujian memang sudah standar seperti layaknya perguruan tinggi lainnya.

Namun ada satu permasalah yg menonjol adalah standarisasi kode mata kuliah. Misalnya suatu prodi di tiap angkatan memiliki kode mata kuliah yang bisa sama , padahal jenis mata kuliah sama. Bisa mungkin sih tapi penanganan secara struktur database pada sistem lama menjadikan suatu bom waktu dikemudian hari. Mungkin belum disadari semula apabila masih berjalan 5-7 tahun, tapi kalau sudah berpuluh tahun akan semakin kacau.

Solusi yang saya munculkan saat itu adalah kurangnya field Kurikulum pada tiap angkatan. Jadi untuk membedakan mata kuliah pada tiap angkatan di 1

prodi adalah dengan memberikan field kurikulum. Apabila terjadi suatu perubahan silabus mata kuliah (walaupun 1 mata kuliah kodenya berubah atau sksnya berubah) pada angkatan baru dibuatkan kurikulum baru untuk angkatan baru tersebut. Namun apabila tidak mengalami perubahan dari daftar mata kuliah angkatan sebelumnya , maka kurikulumnya disamakan dengan angkatan kakaknya.

Hal yang saya alami lagi adalah membenahi Kode Mata Kuliah2 yang double entri pada database lama. Dan masih bermacam macam “aroma” khas pemrograman yang satu demi satu telah saya selesaikan. Tapi saya berusaha meyakinkan ada operator SIAKAD ini bahwa perbaikan ini tidak ada kata terlambat. Sekarang mungkin sangat repot dan sedikit terganggu dengan “rumah baru” ini. Tapi 1 -2 tahun dan seterusnya insyaalloh SIAKAD yg baru ini akan semakin “mak nyus” bila

di godhog terus. Insyaalloh..

Dan ada suatu pelajaran lagi ketika membangun SIAKAD ini, ternyata tidak semua proses bisa dilakukan dengan sistem komputer ini, ada satu proses yang harus diputuskan oleh suatu kebijakan. Mau dibikin proteksi baku tidak berjalan, mau tidak dibikin proteksi ya salah, mau di semi baku ya kurang betul bisa ya bisa tidak, abu abu. Kalau sudah begini kita kembalikan pada pihak dosen/jurusan.

Perkiraan pertama saya ketika mendapat proyek ini adalah “GAMPANG”, eh ternyata setelah masuk begitu dalam ke Sistem akademik, hmmm…penuh dengan kasus. Suatu ketika terjadi suatu pembicaraan dengan salah satu pimpinan akademik , P.Yanuar, diskusi itu mulai dari jam 19.00 s.d 22.00. Berhari hari dan secara intensif terus mengurai segala permasalahan dan harus cepa

t dan tepat di ambil solusinya.

Saat ini semua berjalan dengan baik, namun masih perlu intensif mengawal sistem ini hingga 2 semester kedepan.

--admin--