Sulitnya cari Kader Programmer (di Kediri)


Sulitnya cari Kader Programmer (di kampung halaman)

Programmer Komputer adalah seseorang yang bekerja membuat suatu program yang nantinya dijalankan pada suatu komputer yang disusun dari bahasa pemrograman. Entah aplikasi itu berbasis desktop maupun web base. Seseorang yang menguasai dan menyusun kode-kode program menjadi suatu program jadi. Ilmu yang harus dikuasai tentu saja hal-hal yang berkaitan dengan pembuatan program itu sendiri. Ada banyak bahasa pemrograman, mulai dari yang under DOS dulu misalkan Quick Basic, Foxpro, Clipper, Fortran, Cobol, dsb. Seiring waktu, generasi bahasa program terus berkembang misalnya Visual Dbase, Visual Foxpro, Visual Basic, Delphi, Borland C, PHP , ASP , Java, .Net , dll.
Selama kurang lebih 4 tahun aku bermukim di Kota Tahu , Kediri, terus melakukan pencarian bibit-bibit untuk jadi calon Programmer. Saya sengaja menulis kata “untuk jadi calon programmer“, sebab sulit sekali mencari yang sudah jadi programmer. Sulit sekali (titik). Selain saya memiliki usaha dibidang softwarehouse secara mandiri, rasanya tidak mungkin terus menerus saya bekerja tidak dalam sebuah tim. Secanggih apapun seorang programmer bila bekerja sendirian akan semakin tidak efektif dan efisien. Mungkin bisa dihitung standar kekuatan programmer adalah 1 programmer menghandle maksimal 3 project. Itupun project yang berskala kecil sudah sangat ketat sekali, apalagi kalau salah satunya big project atau bahkan tiga-tiganya big project , dan apalagi ada yang diluar kota atau bahkan tiga-tiganya diluar kota. Ufhh, cape’ deh.... (Bayangkan kalau ada 10 project ???)
Tulisan ini sengaja saya tulis untuk memotivasi adik-adik mahasiswa yang bergelut dalam bidang programming. Oleh karena itu saya akan sedikit meriwayatkan masa-masa kuliah dulu. Untuk lebih nyantainya, kata “saya” diganti dengan mode “aku”.
Awal pencarian, aku mulai dari kampus yang meluluskan para sarjana Informatika yang ada di Kediri. Namun selama 3 tahun berjalan silih berganti adik-adik mahasiswa itu menunjukkan “kelelahan” dalam belajar ilmu pemrograman. Ternyata, semakin masuk ke dalam “hutan” coding program , semakin pusing. Banyak pengorbanan waktu dan tenaga untuk meluangkan belajar lebih. Pada awalnya mungkin semangat 45, namun semangat itu berangsur-angsur padam.

Sementara itu, aku yang menjadikan IT ini sebagai “Ladang“ penghidupan keluarga harus tetap berlanjut terus walaupun belum menemukan partner programmer. Tapi sebelum IT menjadi profesi saya (saya lebih senang menyebut bukan profesi, tapi sebut saja HOBI, jadi selama ini saya tidak bekerja tapi punya hobi  ), tentunya saya juga sama seperti adik-adik mahasiswa. Dimana sama-sama pernah belajar dan susah sekali menelaah coding-coding program itu. Yang membedakan adalah mungkin dulu sangat minim sekali akses internet, kalaupun ada masih mahal per jamnya. Tidak seperti saat ini, hampir disetiap jalan ada warnet, di tempat-tempat tertentu ada Free Hotspot, disekolahan ada Free hotspot , dsb.
Dan apalagi pekerjaan programmer pun statusnya wirausaha, banyak yang takut dalam berwirausaha dibidang IT terutama menjadi programmer. Bukannya tidak menghargai menjadi programmer di suatu kantor/perusahaan. Selama pekerjaan itu halal insyaalloh berkah. Dan karir saya dulu juga berawal dari menjadi programmer di suatu perusahaan Distribusi Bahan Bangunan skala nasional.
Aku tidak pernah berpikir akan menjadi seorang programmer komputer. Sama sekali tidak ! Plan A : Lulus SMA nerusin ke AKABRI, gagal. Plan B : kuliah Jurusan Arsitektur, gagal pula. Dalam keputus-asaanku , kutemukan selembar brosur pendidikan Diploma 1 Pemrograman Komputer, saat itu aku mencari-cari sendiri kuliah di Malang. Entah jurusan apa itu , memang pada tahun 1996 tidak banyak informasi yang aku dapat mengenai komputer. Yang aku tahu masa-masa SMP/SMA dulu hanya belajar mengetik Wordstar (jadulnya MS Word ). Itu saja, tidak ada yang bisa diistimewakan perihal komputer waktu itu. Akhirnya masuklah dengan rasa campur aduk , bagaimana masa depanku nanti. Pokoknya “keluar dari rumah“ dulu, ingin merasakan kuliah jauh dari orangtua.
Selama proses kuliah itu pun ada rasa minder, karena kampus D1 Pemrograman Komputer itu terletak di Puskom Univ. Brawijaya, jadi tidak memiliki kelas dan kampus sendiri. Kelas selalu menggunakan gedung RKB (Ruang Kuliah Bersama). Dan terlebih lagi mata kuliah yang diajarkan sesuatu yang membuat aku pusing mau muntah-muntah. Saat itu aku dibuat pusing dengan mata kuliah yang bernama Algoritma, Quick Basic, Pascal, dan Cobol. Bener-bener ga mudeng. Tapi karena ini adalah Diplomat 1 yang hanya berdurasi 1 tahun , maka tidak ada namanya mata kuliah mengulang, hanya berlaku sekali jalan. Mau tidak mau aku harus telan semua itu. Nah dalam proses menelan mata kuliah yang kalau kita lihat dengan kacamata sekarang , ya kuno banget, wong sekarang sudah ada Delphi, PHP, .Net dsb. Pembaca yang budiman, harap diingat ini sekedar riwayat saja.
Nah, proses menelan itu ada ceritanya juga. Selain kuliah dengan beban tugas dari dosen-dosen ada kebiasaanku waktu itu, yaitu membeli suatu tabloid komputer setiap edisi miggunya, karena harganya yang lebih murah dari buku di toko buku, aku memilih beli tabloig yang hanya Rp 3.000,- (Tiga Ribu Tupiah). Tabloid mingguan KOMPUTEK namanya. Dari uang bulanan yang hanya pas-pasan perbulan aku sisihkan untuk beli tabloid itu. Kalaupun gak mampu beli tabloid itu , aku beli-beli edisi yang terlewati di Mojopahit (pasar buku-buku bekas di Malang) . Tidak seperti Tabloid Komputek sekarang, kalau dulu Tabloid itu banyak membahas soal programming , mungkin 50% programming dan 50% IT umumnya. Itu yang sangat aku suka di Tabloid Komputek , banyak rubrik yang membahas pemrograman disertai source codenya, terutama pascal. Buku-buku yang populer untuk pemrograman Pascal saat itu mungkin Djogianto Jilid I dan II. Sedikit sekali referensi buku pemrograman Pascal saat itu. Dan itupun aku gak punya komputer pribadi, masih jarang sekali teman-teman kost punya PC. Mencobanya ke rental komputer saja, yang per Jamnya hanya Rp 300 (Tiga Ratus Rupiah), dari tahun ke tahun mulai dinaikkan , dari 300 menjadi 500 lalu 700 hingga 1.000.
Tiap ada tugas pemrograman dari Dosen, aku kerjakan di Rental, sering sekali aku mencari rental yang 24 jam buka, karena biasanya ada discount paket khusus diatas jam 23.00 s/d 06.00. So, aku mulai terbiasa dengan “kehidupan malam“ di tahun 1996. Tidur di atas kursi di rental komputer sudah terbiasa sampai-sampai sering juga penjaga rental kadang aku bangunin karena aku mau pulang subuh. Dan tentu saja jadi kenal baik sama orang-orang rental komputer. Selain tugas kuliah, aku malah seringnya mencoba menulis kembali source code dari Tabloid Komputek itu. Ya ! hanya sekedar mencontoh mengetik lagi source code itu mulai dari awal. Jika aku compile dan muncul error message maka aku cocokkan lagi dengan di Tabloid itu, apa yang salah ya ? Dari kebiasaan itulah aku jadi terbiasa “ngoding“. Sering menemukan error karena salah ketik. Namin ketika di compile sukses, wah senengnya minta ampun. Dari error message situlah aku mulai memahami program. Ohh kalo salahnya ini pasti kurang ini kurang itu dsb. Kemudian dari situ aku mencoba utak atik sendiri apa yg mungkin bisa membuat beda, misalkan hanya mengubah warnanya, ukurannya, fungsinya, procedurenya dsb. Setelah terbiasa ngubah-ngubah, lalu pahamlah apa itu fungsi dan procedure. Kemudian aku mencoba membuat fungsi dan prosedur sendiri dengan masih tetap mencontoh dari yang ada di Tabloid. Begitu terus akhirnya menjadi suatu semacam ketagihan. Apalagi pada suatu malam tertentu di tempat rental aku sering melihat ada seseorang yang juga ketik-ketik sesuatu beda dengan yang lain. Kalau orang lain ngetik pake Ms Word di Windows 3.1, tapi orang ini aku lihat ngetik dengan latar belakang biru saja, sepintas aku lihat adalah Pascal. Tapi begitu dicompile hasilnya dalam modus grafik, bagus sekali. Dalam hatiku apa mungkin Pascal bisa dalam bentuk grafik. Maksud grafik disini bukan grafik yang dalam bentuk batang, pie atau lainnya tapi memiliki tampilan mirip seperti windows saat itu. Karena pada umumnya pascal, basic, Foxpro jika sudah menjadi exe outputnya sangat terbatas 80x24 karakter (kalo tidak salah , sudah lama sekali sih). Jadi kalao di jejer, hanya 80 karakter ke kanan (horisontal) dan 24 karakter ke bawah (vertikal). Dan saat itu Pascal modus Grafik sangat terbatas yang bisa. Selama kuliah tidak pernah aku mendapatkan materi Pascal modus grafis, hanya mencari sendiri di luar kuliah.
Kembali lagi ke sosok misterius itu, singkatnya kami mulai berteman. Kebetulan dia menyapa aku, “lagi ngerjakan apa Dik ? ¬"Sapa orang itu. Tugas Pascal , jawabku. Kemudian mengalirlah pembicaraan itu seputar program pascal, yang kebetulan orang berjenggot dan berkopyah bundar putih itu kuliah di Unibraw Jurusan Matematika. Dia mengerjakan Skripsinya yang membahas tentang rumus-rumus matrik dan vektor yang diterapkan pada pascal. Ketika itu langsung aku di tunjukkan sebagian hasil programnya. Karena saat itu aku baru belajar, maka melihat pascal modus grafis, sangat kagum. Kok bisa ya Pascal seperti itu. Itulah awal ketertarikanku. Yang mendorong aku selalu ngutak ngatik Pascal tiap malam.
Singkat riwayat, aku memutuskan untuk alih jenjang ke D III Manajemen Informatika dan Teknik Komputer Unibraw Malang. Ada kelanjutan dilain waktu masa-masa kuliah di Diploma III ini.
Dari rwayat tadi , setelah kurenungkan ternyata ada hikmah yang kudapat , dan hikmah itu aku sadari setelah sekian lama kujalani terus proses hidup.
Nilai-nilai itu adalah :
1. Aku gagal dalam meraih rencana hidup yang kususun sejak SMA , kecewa boleh, namun aku hanya sebentar saja kecewa pada diriku sendiri, hidup harus jelan terus. Sementara untuk melanjutkan hidup kususun plan lainnya langsung. Kalo boleh bertanya saat itu tidak habis-habisnya aku berdoa dan berdoa dan sering bangun malam, siangnya puasa sunnah. Kenap kok masih gagal ? Dan sering ada pertanyaan dalam hati setelah mengalami kegagalan , mengapa Doaku tidak terkabul ? Padahal aku kan sudah sholat malam dan puasa ? Inilah pertanyaan saat muda dulu yang mungkin belum mengerti apa-apa soal hidup. Dan ternyata Alloh memberikan jalan lain.
2. Kuliah di luar kota jauh dari orang tua ternyata bisa mengasah mental dan karakter , lebih berpeluang belajar mandiri (belum mandiri, tapi berpeluang belajar lebih mandiri). Karena waktu hanya kita yang mengatur sendiri, paling-paling ibu kost ngomel-ngomel. Makanya dulu aku cari kost yang bisa keluar masuk kost kapan saja. Membuat kita mudah berkativitas di kampus tanpa kuatir pintu kost di kunci.
Memang belum ada suatu penelitian yang mengatakan kalau ingin belajar mandiri harus kuliah ke luar kota. Hal itu terpulang kembali pada masing-masing individu. Ini hanya sekedar berbagi pengalaman saja. Mungkin, karena jauh dari rumah yang diberi uang saku dan uang kost pas-pasan membuatku harus berhemat. Jauh dari fasilitas rumah membuat waktu jadi efektif belajar dan belajar efektif.
Ada hal-hal yang mungkin saja kalau kuliah di dalam kota sendiri menjadi berpeluang kecil belajar mandiri, misalkan begitu pulang kuliah sudah tersedia makanan di meja makan tinggal melahap saja tanpa pusing mencari makan dan berbagai pertanyaan seputar anak kost ketika mencari makan. Apalagi kalo ada yang belajar masak sendiri, wah seru itu.
Kemungkinan kalau kuliah di dalam kota, karena masih 1 rumah dengan orangtua maka waktu belajar tidak seutuhnya digunakan hal-hal yang berbau kampus, karena harus berangkat jika ortu nyuruh ini itu, tetangga minta tolong ini itu, saudara minta tolong ini itu.
Kedekatan dengan ortu membuat kita bisa minta uang saku setiap kita mau. Jadi tidak terlatih mengatur uang saku sendiri. Fasilitas rumah kadang membuat kita terlena.

Lantas apa dong yang bisa didapat sisi positifnya dari kost karena kuliah di luar kota ?

Dengan kondisi yang serba terbatas , waktu hanya digunakan untuk belajar, kalau jenuh di kost sendirian seorang mahasiswa akan cenderung main ke kostnya temen (silaturahim) , karena masih satu jurusan maka pasti ngobrolnya seputar kuliah atau kegiatan seputar kampusnya. Karena belajar tidak harus melulu membaca buku, bisa juga melalui ngobrol di kost teman sambil diiringi Mp3. Kebiasaan seringnya interaksi sesama mahasiswa yang ngobrol soal kuliah itulah yang jarang ditemui di sini tempat penulis tinggal.
Faktor Lingkungan, disekitar kampusku dulu juga mendukung sekali. Dimana setiap pagi kita melihat teman-teman baik cowok or cewek berangkat kuliah. Pemandangan itu membuat alam bawah sadar kita secara tidak langsung merekam untuk memfokuskan pada kuliah-kampus , kuliah-kampus dan kuliah-kampus terus menerus. Beda dengan dirumah sendiri, lingkungan sekitar mungkin kurang mendukung, pagi-pagi tetangga kita masih jagong di warung sebelah, ada juga yang siram-siram tanaman, ada yang baca-baca koran, ada juga yang berangkat kerja, ada juga ibu-ibu belanja ke pasar. Sehingga membuat pikiran tidak tertuju pada kampus. Kecenderungan-kecenderungan lingkungan seperti itulah yang membuat seorang mahasiswa secara tidak langsung terbawa juga keadaan lingkungan. (Lingkungan yang mendukung itulah yang tidak ada disini).

Juga aktivitas kampus sangat kentara sekali , antar fakultas bersaing mengadakan suatu event yang berbau science maupun entertaiment. Berarti ada aktivitas belajar berorganisasi. Belum lagi kalo mahasiswa yg disebut aktivis, wah tentunya cerita lain lagi itu. (Semangat beraktivias itulah yang tidak aku rasakan di sini).
Waktu, full kita yang ngatur. Mau kuliah ok , mau tidak berangkat kuliah juga silakan, tapi kalo sering tidak kuliah karena alasan malas pasti ada perasaan malu, bakal ada cap mahasiswa abadi jika tidak lulus terus.
Tugas kuliah, jika ada tugas kuliah kelompok, seringnya semua yang bekerja. Ada semacam kebiasaan anak kost acara kumpul-kumpul di kostnya salah satu anggota kelompok. Kalo ada salah satu anggota nggak hadir pasti di colek sama temen-temen, ”Eh rugi banget kamu kemaren ga datang, kita rame-rame rujakan sambil ngerjakan tugas”. (Kebersamaan itulah yang tidak aku rasakan disini).
Kondisi kost, begadang adalah kondisi yang sering kujumpai saat kuliah di Malang dulu. Begadang mengerjakan tugas sampai larut sudah hal yang biasa di satu kost-kostan yang terdiri dari 15 kamar. Kondisi kost yang berdekatan membuat orang akan sering berinteraksi sesama mahasiswa. 1 Kamar kost yang mungkin berukuran 3x3 membuat interaksi semakin fokus. (Jarang sekali kutemukan teman-teman disini begadang sampai larut mengerjakan tugas, yang ada larut main PS2 sampai pagi)

(Saya minta maaf kalau ada kata/kalimat yang belebotan, sebab ini sekalian belajar mengetik tanpa melihat keyboard)

21 komentar:

Jimox mengatakan...

kebetulan saya tinggal di kediri mas...
saya pengen belajar pemrograman mas..
seumpama saya pengen belajar sama mas hendrik gimana? ntar kalau sudah pinter kan bisa mbantu mas hendrik. hehe...

hendrik mengatakan...

Monggo Jim, tp untuk akhir2 ini saya minta maaf, masih sangat tersita waktu ngurusi client2. Coba kamu buat komunitas dulu, kalo pengen belajar, selain sendiri juga sering2 belajar bersama. Itu lebih cepat.

Anonim mengatakan...

salam kenal mas
Kalo lowongan programmer visual foxpro,foxpro,clipper di kediri ada ga mas? kalo ada tlg info ke yunomarta@gmail.com ya.....thx :)

hendrik mengatakan...

Ok , kalo ada coba saya bantu informasikan.

Martinus Ady H mengatakan...

Salam kenal pak, saya org kediri juga yg juga merantau ke ibukota :D

Sama pak, dulu saya jg lagi cari tmn yg emang bener2x *demen* ngoding. Tp susah klo di Kediri ~_~'. Apa yg bpk rasakan jg saya rasakan koq pak, makanya itu saya kabur ke ibukota gara2x di Kediri ga ada tmn *sharing* buat saya. Klo dulu saya masih kerja di warnet sih hal ini ga jadi masalah pak, soalnya bisa update via internet. Tp pas udah keluar dr warnet, mau *standalone* sendiri susah (susah disini klo misalkan saya ada masalah, mau tanya ke siapa :D. Ok tanya ke internet, bisa tapi nge-net kan juga bayar pak :D) Saya dulu jg punya banyak temen owner warnet, yg notabene saya akses pasti gratis. Tapi kan ga selama-nya saya gratis melulu kan pak :D

Nah maka-nya itu pak, saya keluar :) N saya dan tmn2x komunitas linux di Kediri (KPLI) jg pernah ngajarin generasi muda supaya *demen* coding dng memberikan pelatihan koding :D Tp ga tau perkembangan-nya sekarang gmn :D

Tapi saya salut pak sama bapak, yg bisa berdiri di kaki sendiri :)

Btw thx pak buat sharing pengalaman bapak :)

hendrik mengatakan...

Makasih Mas Martinus. Salam sukses selalu disana...

Anonim mengatakan...

Tulisannya bagus....
InspiratiF...

Pengalaman seperti ini sangat perlu..

Terimah Kasih pak..Dah menuliskan pengalamannya...
Jadi bisa berbagi m orang lain...

^_^

Anonim mengatakan...

buy generic ambien ambien generic teva 74 - chronic insomnia ambien cr

Anonim mengatakan...

valium no prescription overnight big valium pills - buy roche valium 10mg

Anonim mengatakan...

buy diazepam online where to buy diazepam online in usa - buy diazepam with mastercard

Anonim mengatakan...

xanax online generic xanax green oval pill - alprazolam 0.5mg what is it for

Anonim mengatakan...

diazepam 5mg online prescription diazepam - buy cheap diazepam online usa

Anonim mengatakan...

ativan pills ativan extended release - ativan dosage guidelines

Anonim mengatakan...

buy xanax xanax half life - xanax bars mixed with weed

Anonim mengatakan...

buy soma watch deadly soma online - soma enterprises+order book

Anonim mengatakan...

soma drug buy soma online cash on delivery - soma online

Anonim mengatakan...

buy ambien online ambien side effects webmd - insomnia after stopping ambien

Anonim mengatakan...

carisoprodol 350 mg carisoprodol 350 wiki - carisoprodol dose maximum

Anonim mengatakan...

buy valium online valium effects uk - valium effects fertility

Anonim mengatakan...

valium no prescription overnight valium drug test detection time - valium for depression anxiety

Unknown mengatakan...

asslamu'alaikum pak...
saya anak kediri, mau tanya, kira'' belajar progammer untuk pemula di kediri tu dmna ya, tolong infonya pak,,, thank's.....

SIAKAD

SIAKAD
Sistem Informasi Akademik

Hit Counter


View My Stats

Simpeg

Simpeg
Sistem Informasi Kepegawaian

SIMPAU

SIMPAU
Sistem Informasi Perijinan Angkutan Umum